Posts

Showing posts from 2019

Orang Baru

Image
Silaturahim DPMU Lintas Generasi Beberapa waktu ini aku lebih banyak bertemu dengan orang baru. Pekan lalu (03/11/2019) , aku bertemu dengan pengurus DPMU lintas generasi di Danau Kenanga UI. Berkenalan lalu berbagi cerita masa lalu pada masing-masing zamannya. Favorite Team - Islamic Youth Camp Lalu pekan ini (09/11/2019) bertemu kembali dengan orang baru pada acara yang mengharuskan bekerja secara tim dan individu. Yang aku salut meski baru saling kenal, nampak seperti sudah lama kenal. Dan saat ini aku benar-benar menikmati hidup sebagai makhluk sosial. Jaksel, 10 November 2019 Mayang Sari

#1 Apa yang Membuatmu Bertahan?

#1 Kenapa Pilih Bertahan? Beberapa waktu lalu, saya sempat menanyakan kepada salah satu rekan kerja di start up bidang pertambangan. "Bang, Kenapa abang pilih di sini?" Beberapa perusahaan besar termasuk juga perusahaan multinasional pernah menawarkan kerja kepada saya dengan gaji yang lebih fantastis tentunya. Saya tolak. Dan saya akan tetap pilih di sini. "Kenapa?", dengan polos kulanjutkan pertanyaan. Karena di sini lebih banyak mimpi yang ingin diraih. Ya, itulah jawaban dari rekan kerjaku.  Jawaban singkat "Lebih  Banyak Mimpi" sampai sekarang masih bermukim di kepalaku. Bagaimana denganmu, jika ada yang bertanya, apa yang membuatmu bertahan?

Ku pikir Aku Kehilanganmu

Setelah belakangan ini kau tanpa kabar, aku dikejutkan dengan panggilan video yang tertera jelas nama yang kukenal . Kaget, pasti. Kau memang pandai memilih waktu. Saat aku membutuhkan tempat berbagi kau hadir di saat yang tepat. Dua bulan lalu , aku terkejut saat kau tiba-tiba menghubungiku dan menanyakan alamat kostku. Dan dengan penuh misteri kau datang dengan barang bawaan seperti orang mau pindahan . Dan kutanya, kau ingin ke mana ? “kabur”, jawabmu dengan santai . Dengan tidak nada tidak percaya, kutanyakan lagi “mau kemana emang?”. Terus kuliah gimana? Dengan santai lagi kau menjawab, “yaudah biarin aja”. Berkali-kali kukatakan, coba bayangkan perjuanganmu 5 tahun mu itu , dan apa kau tak memikirkan mimi? Apakah mimi tau dengan keputusanmu itu? Lagi-lagi kau dengan nada tidak bersalah menjawab “tidak” . I ngin rasanya aku memukulmu saat itu juga. Bagaimana mungkin kau mengambil tindakan segegabah ini. Lagi-lagi kau bilang, apa gunanya S1 jika tidak

Di Saat Sedihnya Dia Lebih Berkelas

Terdengar dering WA menandakan pesan masuk. "Aku lagi sedih, hiks". Begitulah bunyi pesannya. Langsung kututup dan kukunci layar handphone, dan kubiarkan beberapa saat. Saat membaca pesan itu, ingin rasanya aku membalas "sama, aku juga". Tepat saat itu, aku sedang terbaring dan meluapkan rasa, dan tanpa sadar sedari tadi ia menetes begitu saja, dan makin lama ia makin deras, kubiarkan saja ia mengalir di permukaan muka. Dengan mata yang masih merah, kubalas pesan itu "Apa yang membuatmu sedih, ayo ceritakan padaku". Berlaga sok kuat itu menyakitkan, tapi itu suatu keharusan. Aku malu dan ingin rasanya menertawakan diriku sendiri. Sedihnya orang yang mengirim pesan padaku jauh lebih berkelas dibandingkan dengan sedihku yang tak seberapa ini. Sedihnya dia karena memikirkan orang banyak, lah aku? Masih berkutat dengan persoalan pribadi yang tak sepatutnya menguras energi. Kuterima pesan itu 2 malam yang lalu, hingga kini belum kubala

Kecanggihan Teknologi Pangkas Silaturahim

“Kamu, ke mana aja ga pernah keliatan?”, tanya Bu Kost. Pertanyaan tersebut menandakan intensitas bertemu yang sangat jarang. M eski kami tinggal satu atap. Ia da n keluarganya di lantai dasar. Dan lantai dua diperuntukkan untuk kost khusus putri. Bulan lalu, aku ketemu sama Ibu Kost. Dan ini adalah obrolan pertama di bulan ini hihih. “Kalo sama kamu, saya masih sempat ngobrol”, kalo sama yang lain hampir ga pernah. Sampai-sampai saya hubungi salah satu yang di atas kirain udah pindah kost, karena saking ga pernah ketemunya. Padahal ada kok wkwk Ibu kadang main ke atas siang, nah kalo siang kan ga ada orang. “Emang yang lain bayar kost pas kapan Bu?, tanyaku. Mereka semua pada transfer , jadi ga pernah ketemu ngobrol. “Yaudah deh kalo gitu Bu, saya tetep bayar cash aja biar ada alasan main ke bawah hehe. Kalo ga karena bayar kost bulanan, saya ga perna ngobrol sama Ibu.” Ucapku. Tunggu dulu ya, Ibu bikini te h dulu. Itu samb i l dimakan kue-kuenya. K

KRL atau TJ, Aku Pilih Kamu

Sabtu yang menyenangkan, bukan? Tentu. Bersua dengan sahabat dengan waktu dan keadaan yang sudah berbeda. Meski awalnya nyasar ke Pusnas yang lain. Lalu kami menikmati sejarah dan keindahan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dekat dengan Monumen Nasional yang menjulang tinggi. Tak banyak buku yang dibaca, memandangi keelokan arsitektur gedung, menyaksikan lalu lalang insan, dan tentu menghabiskan waktu bersamamu, sahabat. Mengenang bahwa dulu pernah berjuang dalam barisan yang sama, indah kan. Oke, waktunya pulang. Bingung nih mutusin transportasi pulang ke kost. Sebenernya kalo naik KRL, cepet datengnya, dan aku juga udah tau rutenya. Sementara, aku ingin mencari tau apa yang belum kutahu. Salah satunya rute naik Trans Jakarta ke Pancoran. Lanjut, top up e-money. Ku tanyakan rute TJ ke Pancoran. Aku diarahkan mengambil rute Pulokadung kemudian berhenti di Cempaka Ramas, kemudian lanjut rute PGC lalu turun di UKI. Oke baiklah, setiap halte kuperhatikan dengan jelas

Akhirnya, Tak Bisa Kutahan

23 Juni 2019, Hari itu aku benar-benar tidak mampu menyembunyikannya. Yang kuingat, terhitung sejak duduk di bangku SMP kelas VII, terakhir kali aku memperlihatkan tetesan yang jatuh dari kedipan mata di depan mereka. Selebihnya, kusimpan. “ Mayang, jalan hidupmu ada di tanganmu. Kami tidak dapat menghalangi. Kehormatan wanita, engkau kunci untuk mempertahankannya ”, semakin deras saja ia mengalir, kuseka sesekali. Aku kagum pada dua makhluk ciptaan Allah yang aku tak   tahu dari apa hati mereka dibuat. Aku menulis ini satu bulan yang lalu. Dan ini adalah tulisan pertama setelah tiga bulan lalu. Sebenarnya, ada banyak cerita yang ingin kubagikan saat ini. Aku berharap dapat melanjutkannya, seperti dulu. Kalian baik-baik ya, aku di sini alhamdulillah sehat. Jakarta Selatan, 15 September 2019 Mayang Sari

Apa yang Kurang?

Kepercayaan terhadap diri sendiri tentu sangat penting untuk bagi seseorang dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Tak jarang, orang-orang merasa kehilangan kepercayaan diri sendiri sehingga menganggap bahwa dirinya tak mampu menjadi seperti orang lain. Ada juga seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, tapi memiliki tidak memiliki kemauan. Hasil yang ia dapatkan tak kan memuaskan. Ada juga seseorang yang mempunyai kemauan yang tinggi tapi tidak mempunyai kepercayaan diri. Ini tentu akan sulit. Yang paling parah, ketika tak mempunyai kepercayaan diri dan tak mempunyai kemauan juga. Menakutkan bukan? Pernah merasa bahwa kita sudah mempunyai kemauan yang tinggi dan kepercayaan diri yang cukup? Tapi tetap belum menemukan perpaduan keduanya untuk menghasilkan suatu hal yang diinginkan? Apa yang kurang? Bisa jadi doa. Suka Cinta, 12 Juni 2019 Mayang Sari

Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan #duniatambang1

Image
Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan Produksi batubara di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) paling diminati karena ketersediaan batubara yang melimpah di Indonesia dan juga dipengaruhi oleh biaya operasional yang relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya.   Pembangunan proyek nasional PLTU di Indonesia pun semakin menyebar di beberapa titik di Indonesia. Semakin banyaknya PLTU yang dibangun, kebutuhan produksi batubara semakin meningkat.   Tekmira (2010), menyebutkan bahwa proses konversi batubara menjadi energi di PLTU menghasilkan abu hasil pembakaran sebanyak 8-10% yang terdiri atas abu terbang ( fly ash ) dan abu dasar ( bottom ash ). Fly ash adalah abu yang dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang terbawa terbang ke udara. Sedangkan bottom ash adalah abu yang dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang

Tepat Tak Selalu Cepat

Image
Kembali ke beberapa tahun yang lalu, aku memimpikan beberapa hal yang harus aku capai di kampus. Dua di antaranya adalah mendapatkan beasiswa dan menjadi asisten laboratorium. Perjalananku mendapatkan beasiswa dimulai dari membaca buku panduan Mahasiswa Unsri yang diberikan pada saat PK2. Di sana aku melihat banyak daftar beasiswa yang dapat diikuti. Tibalah aku di semester dua. Bulan Februari beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik), BBM (Bantuan Biaya Mahasiwa), dan beasiswa lainnya dibuka pendaftaran. Aku sangat antusias dengan dibukanya beasiswa ini. Aku mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk melengkapi persyaratan beasiswa PPA. Setelah selesai mengurus berkas, waktunya menunggu pengumuman. Setelah 3 bulan setelah pendaftaran, nama-nama yang lolos ditempel di mading Dekanat. Kecewa, pasti. Namaku tidak ada di daftar nama-nama yang lolos beasiswa tersebut. Yang lulus di jurusan dan angkatanku waktu itu ada tiga orang. Dua diantaranya IPK-nya lebih tinggi dariku. Dan

Rasa yang Tidak Bisa Kujelaskan

Image
Rasa yang Tidak Bisa Kujelaskan Sesuai judul, ada rasa yang tidak bisa kujelaskan. Aku tidak bisa menguraikannya dalam kata-kata. Yang aku tahu, jika aku melihat senyum di wajahnya, seluruh ombak yang bergelombang dalam relung hati seakan membawaku ke bibir pantai kemudian berlari-lari di tengah butiran pasir. Ketika aku berbincang dengannya, luka yang menganga dengan cepatnya mengatup dan mengering. Lalu sembuh. Ketika aku berjabat tangan dengannya, lalu mengulang kembali kebiasaan cipika-cipiki, mata yang sembab dapat menjadi berbinar-binar memancarkan cahaya kebahagiaan. Seindah itu, berjumpa. Hari ini, berjumpa dengan dirinya. Tapi kali ini, dia tidak sendiri lagi. Dia datang dengan dia dia yang lain :).   Aku sama seperti dia, memenuhi undangan Reuni Kalam FT Unsri.  Seciwi-ciwian Alumni Kalam FT Unsri Sepertinya foto diatas sudah cukup menggambarkan rasa yang tidak bisa kujelaskan tadi. Sekitar 30 orang ciwi-ciwi Kalam dapat hadir di acara reuni dari berbagai

Tak Diterima oleh Hati

Image
Tak Diterima oleh Hati Sering kali dihadapkan dengan dituasi dan kondisi yang mengharuskan untuk memilih. Bertahan atau mundur. Tidak ada yang salah dengan kedua pilihan tersebut mana kala hati berkata iya. Sekuat apapun mulut berkata bertahan, jika hati berkata mundur, you bisa apa? Begitupun sebaliknya. Berulang kali aku meyakinkan bahwa aku harus bisa bertahan. Tapi tetap saja hati tak sejalan. Mana mungkin bisa menjalaninya jika hati terus membatin menolak. Alasan aku mundur dari situasi yang sungguh membuatku tidak menemukan kenyamanan tersebut (aku ga bisa sebut merk ya): 1.       Mematikan Potensi Gimana bisa menjalani untuk hal yang bukan menjadi passion kita? meski ada istilah keluar zona nyaman itu akan melejitkan potensi. Tapi masalahnya, kalo berada pada bukan zona nyaman, tapi malah mematikan potensi? bakal lebih buruk kan? 2.       Ketidakpastian Adek sudah Lelah Bang bersahabat dengan ketidakpastian. Kini saatnya mencari yang lebih pasti. Mesk

Jurnal - Studi Temperatur Pembakaran terhadap Emisi Gas Metana Batubara untuk Berbagai Nilai Kalori - Mayang Sari - Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya

STUDI TEMPERATUR PEMBAKARAN TERHADAP EMISI GAS METANA BATUBARA UNTUK BERBAGAI NILAI KALORI THE STUDY OF COMBUSTION TEMPERATURES AGAINST COAL EMISSIONS OF COAL FOR VARIOUS CALORIC VALUES Mayang Sari 1 , Maulana Yusuf 2 dan RR. Yunita Bayu Ningsih 3 1,2,3 Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, 30662, Indonesia E - mail: mayangsari1996.ms @gmail.com ABSTRAK Batubara merupakan bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan mati yang terbentuk melalui proses yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang sangat lama serta dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi fisika, kimia, dan geologi. Saat ini batubara yang digunakan untuk bahan bakar tergolong banyak menggunakan batubara kalori rendah. Batubara yang dibakar akan menimbulkan emisi gas metana. Dari pembakaran batubara dapat dianalisis besar temperatur awal, maksimal, dan akhir emisi gas metana, pengaruh ni

Tanya Kabar, Sulitkah?

Image
Tanya Kabar, Sulitkah? Tentang bekal yang tak kupersiapkan Sekarang bulan Mei yaaa. Berarti udah 8 bulan berlalu setelah toga yang banyak diidam-idamkan anak kuliahan aku pake saat itu. Aku sadar kok harusnya aku mempersiapkan bekal yang cukup untuk meninggalkan kampus. Nyatanya masih banyak yang belum kupersiapkan ketika di kampus. Nyesel sih nyesel, apa boleh buat. Kenapa dulu gak gini, kenapa dulu gak gitu. Pertanyaan-pertanyaan yang aku munculkan sendiri dan kalo dipikirin terus jadi merasa riweh banget. Tentang teman yang dulu saling membersamai Perlahan, berjalan dan melangkah masing-masing. Meninggalkan tanah rantau, Indralaya. Kembali ke kampung halaman atau kembali merantau di tempat yang   baru. Mengejar mimpi. Entah kapan dan di mana takdir akan mempertemukan kembali. Tentang Kabar Kadang aku tu ngerasa kok ga ada yang nanyai kabar ya. Ahhh si A si B si C udah berubah. Gak seperti dulu lagi. Apa yang membuat kita tidak saling mengenal secara tiba-tiba?

I Just Need to be Confirmed

Image
I don't know what will happen in the future I can only guess and hope Although sometimes expectations do not match what happened Everything doesn't need to be regretted I actually know I just need to be confirmed In order for all to be tight I can throw it far away And don't make an impression Even thouh I was sick I would try to get up Because I need a cleare water Help me God I just Need to be Confirmed Palembang, May 4, 2019 Mayang Sari

Belajar dari Nenek

Image
Belajar dari Nenek Hari ini aku nak cerito, pake baso plembang be ye dpp hehe. Jadi tadi aku ketemu wanita paruh baya di kendaraan umum... Nenek : Nak ke mano, Cung? Aku : Nak ke Pakjo Nek. Nenek nak ke mano? Nenek : Ke depan PS Cung. Masuk ke lorong lagi. Aku : Jalan Nek masuknyo? Nenek : Iyo cung. Ado yang nak mintak urut. Aku: Nenek dari mano tadi? Nenek : Dari Timbangan Cung. Aku : Lumayan jauh jugo (dalam ati). Di Timbangan di manonyo Nek? Nenek : Pulau Semambu Cung. Aku : Samo siapo tadi nenek berangkat? Nenek : Dewek'an Cung. Aku : Strong nian Nenek ini (dalam ati). Berarti sore agek balek lagi Nek k Layo? Nenek : Iyo Cung.. Aku tu ngebayangi kuat nian Nenek berpergian jauh, dewek'an pulok. Di situ aku mikir, keras nian idup ini. Lanjut yeee.. Nenek : Lah tekeliling aku Cung di Palembang ini, banyak yang mintak urut. Aku : Cakmano Nek kalo wong nak mintak urut ngehubungin Nenek? Nenek : Nelpon Cung. Pernah kemaren sampe makaseh, makaseh nian,

Niat Berubah dalam Hitungan Detik

Image
Niat Berubah dalam Hitungan Detik “Ga usah Neng, kalo Jumat saya emang ga ngambil”, ucap abang ojek langsung meninggalkanku usai menepi di bahu jalan, sementara uang 10rb masih di genggamanku. Stop Mang Stop, aku   menjuntaikan tangan ke depan sebagai tanda memberhentikan angkutan umum. Lalu aku masuk ke dalam, dan sepanjang perjalanan masih tertegun dengan aksi ojek online tersebut.   Masih ada ya orang baik seperti itu, pikirku dan mendoakan agar Allah membalas kebaikan abang ojek tersebut. Aku berniat akan memberikan ongkos abang ojek tadi ke abang angkot yang sedang aku tumpangi sekarang. Seperti terburu-buru, angkot melaju dengan cepat hingga sempat membuatku terkejut karena hampir bersenggolan dengan kendaraan lain di depan. “Dek, stop dimana?”, tanya abang angkot. Di depan lagi Bang. Belum sampai ke tempat aku harus berhenti, tiba-tiba abang angkot menurunkan aku dan mengatakan “bayar setengah aja Dek”. Hemmm, padahal aku ingin memberikan uang 10 ribu tadi,