Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan #duniatambang1
Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan |
Produksi
batubara di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Penggunaan batubara
sebagai sumber energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) paling diminati
karena ketersediaan batubara yang melimpah di Indonesia dan juga dipengaruhi
oleh biaya operasional yang relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi
lainnya. Pembangunan proyek nasional PLTU
di Indonesia pun semakin menyebar di beberapa titik di Indonesia. Semakin
banyaknya PLTU yang dibangun, kebutuhan produksi batubara semakin meningkat. Tekmira (2010), menyebutkan bahwa proses
konversi batubara menjadi energi di PLTU menghasilkan abu hasil pembakaran
sebanyak 8-10% yang terdiri atas abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom
ash). Fly ash adalah abu yang
dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang terbawa terbang ke udara.
Sedangkan bottom ash adalah abu yang
dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang mengendap. Abu batubara ini
apabila pengelolaanya tidak dilakukan dengan baik akan menyebabkan pencemaran
lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar. Abu batubara ini memerlukan
tempat penampungan yang luas dan aman dengan biaya penanganan yang cukup tinggi.
Di sisi lain,
proyek pembangunan infrastruktur mulai dari jalan, jembatan, gedung juga
semakin meningkat sepanjang tahun ke tahun. Hal ini tentu membutuhkan material bahan
konstruksi yang semakin banyak. Salah satu bahan konstruksi yang paling utama yaitu
beton. Beton merupakan material buatan yang terdiri dari beberapa campuran
semen, air, agregat kasar, agregat halus, dan zat aditif lainnya jika
diperlukan. Material-material ini kemudian dicampur dan diaduk dengan komposisi
dan rasio tertentu untuk mendapatkan beton dengan sifat yang diinginkan.
Di Indonesia
pemanfaatan bottom ash sebagai
material konstruksi belum maksimal. Bottom
ash mempunyai sifat pozzolan yang cocok apabila digunakan dalam pembuatan
beton. Beton yang menggunakan bottom ash
sebagai campuran agregat halus hasilnya lebih stabil dan memiliki ketahanan
terhadap penetrasi ion klorida daripada beton tanpa bottom ash (Sing dan Siddique, 2015). Komposisi kimia bottom ash hampir sama dengan komposisi
kimia semen. Menindaklanjuti hal tersebut, perlunya dilakukan penelitian untuk
mengetahui apakah bottom ash bisa
digunakan sebagai campuran bahan konstruksi sehingga bisa berperan mengurangi pencemaran
lingkungan.
Wardhana, dkk
(2001), melakukan penelitian mengenai studi abu dasar batubara yang digunakan
sebagai campuran beton untuk bahan konstruksi. Pada penelitian tersebut, bottom ash berfungsi sebagai campuran
agregat halus. Penelitian ini dilakukan dengan metode DOE dengan pembuatan job
mix dengan komposisi semen, kerikil, pasir, air, dan bottom ash.
Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa dengan ditambahkannya bottom ash sebagai campuran pada agregat halus, dapat mengurangi
berat beton. Hal ini menyebabkan beban yang harus dipikul oleh fondasi menjadi
lebih ringan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan kekuatan
tekan beton dengan menggunakan bottom ash
pada komposisi 17,5% dari berat normal pasir yang digunakan.
Sementara itu,
penelitian yang dilakukan oleh Qomarruddin, dkk. (2018), tentang kajian
penggunaan bottom ash sebagai mortar
beton. Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Pada
penelitian ini, bottom ash digunakan
untuk mengurangi komposisi pasir. Hasil dari penelitian ini adalah dari hari ke
hari kuat tekan mortar mengalami peningkatan, dari 7 hari sampai 28 hari
mengalami peningkatan kenaikan yang cukup signifikan.
Dengan adanya
penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diharapkan bottom ash sebagai limbah dari pembakaran batubara ini dapat
digunakan secara maksimal sebagai campuran dalam produksi bahan kontruksi sehingga
dapat menjadi solusi pengurangan limbah dan mengatasi masalah pencemaran
lingkungan.
Artikel di atas dapat dibaca juga di https://duniatambang.co.id/Berita/read/94
Suka Cinta, 22 Mei 2019
Mayang Sari
Comments