Posts

Showing posts from 2021

Nurwa, Bisa Kita Cerita Lagi Nanti?

Aku suka melihat sungai yang surut. Apalagi kalau mulai muncul pasir putih. Dari pagi sungai itu ramai perahu dan ranting hilir mudik. Sungai tersebut tepat berada di belakang rumah Nurwa. Sore itu, Nurwa sedang mempersiapkan peralatan jahitnya. Seperti biasa, dia selalu memintaku memasukkan benang ke dalam jarum jahitnya. Matanya rabun. Meski sudah memakai kacamata, penglihatannya masih belum sempurna. Dia orang yang selalu menjadi sasaran pertanyaan konyolku. Tentang apa asal-usul desa ini, tentang kenapa dia bisa bersama Opar, atau apa yang menjadi makanan favoritnya ketika kecil. Aku suka bertanya padanya. Karna dia bisa menjawab pertanyaan bodohku yang tidak kutemukan jawabannya pada orang lain. Sesekali suara pelepah kelapa yang diterpa angin semakin menambah hangat perbincanganku dan Nurwa. Pagi Januari 2021 lalu, aku sempat memeluk dan mencium keningnya. Ku pegang tangannya. Cincin kesayangannya masih melingkar di jari yang terlihat jelas urat-urat di kulitnya. Aku tidak menger

Wanita Itu Berpura-Pura Lagi

Pukul 8 pagi, aku yang baru saja ingin masuk lift kantor, kulihat nama yang kukenal memanggil. Kata yang kudengar, kurang darah. Jantungku tiba-tiba melemah. “Siapa yang sakit”?, tanyaku.   “Ayahmu”, dari 2 hari yang lalu tidak bisa jalan. Lututnya lembut. Ucap wanita itu. Menghela nafas panjang, aku berusaha tetap dalam akal sehat.   Pikiranku mulai berlayar ke mana-mana.   Wanita itu memaksa agar ayah memberi tahu aku dan adikku perihal sakitnya. Ayah tak ingin anak-anaknya mengkhawatirkannya.   Dalam percakapan telpon itu, wanita tersebut tetap terlihat seperti biasa, dia menguatkan, dan bertindak seolah tak terjadi apa-apa. Aku sudah menduga, Dia akan memainkan perannya. Aku tidak habis pikir, begitu tega dia berpura-pura.   Panggilan yang ingin cepat aku sudahi, hidungku sesak, mataku peri.   Aku berlari dan menuju tempat sunyi. Allah, Engkau Maha Pelindung. Jakarta, 23 Februari 2021 Mayang    

Pertama, Setelah Hampir 2 Tahun

#PositiveEnergy “Sendirian aja Mba?”, seseorang menghampiriku yang lagi menunggu busway Tiba-tiba orang asing tersebut langsung duduk di sebelahku, belum sempat kujawab pertanyaannya. “Mau ke mana Mba? Tanyanya lagi. “Jakpus”, ku jawab dengan singkat. Kok nunggu buswaynya di sini Mba? harusnya di sana aja lebih adem. “Saya biasanya nunggu sini kok” Di sini mah nggak ada, busway nggak lewat sini. “Lewat sini, saya tiap hari naiknya dari sini”. Aku diam, dan melihat ke arah lain. Dia terus bertanya. Asal dari mana, mau ke mana, suaminya mana. Dan pertanyaan-pertanyaan yang gak masuk akan lainnya sebagai seorang belum pernah kenal sebelumnya. Kenapa emang mas? “Nggak, saya Cuma mau kenal aja, siapa tau saudara jauh”.  Mba ngga pake jaket? Nggak.   Nggak bawak? Nggak. Terus dia berdiri, dan aku mulai panik. Dia melepaskan jaketnya dengan cepat. Dan langsung ingin menyodorkan jaketnya padaku. Saat itu sepi. Karena ketakutan, aku langsung berlari menuju ar

Tisunya Satu, yaaa

#PositiveEnergy Satu yang saya sukai di atas halte penyeberangan adalah memotret pemandangan, Entah itu jalanan yang padat, langit yang biru, atau gelap menuju malam. Usai memotret, saya terburu-buru hendak turun penyebrangan karena mau ngejar busway rute menuju kos. “Tisunya satu 5 rebu, tisu… tisu..tisu”, suara anak kecil yang sedang menawarkan dagangannya di sudut tangga penyebrangan halte busway. Beberapa langkah sudah terlewat anak itu, aku stop, lalu kembali ke belakang menghampiri anak tersebut. “Dek, tisunya satu ya, makasi”, dalam hati bergumam, uang 5rb kalo di jajanin gak jadi apa-apa, tapi kalo bantu pedagang kecil, akan menjadi berharga buat mereka. Sebelum itu, tulisan salah satu orang seniorku di Instagram, mengatakan bahwa ia sangat senang membantu orang asing. Membaca tulisannya itu, salah satu yang menjadi trigger untuk baik ke orang asing. Busway tiba, dan aku masuk. Beberapa waktu kemudian, aku tiba di halte terakhirku sebelum lanjut order ojek online. D

Ada yang memastikan kau baik-baik saja

Image
#PositiveEnergy Rutinitas kerjaku berubah. Dulu, selagi kost dan kantor masih deket, aku tinggal loncat haha. Pagi-pagi masih bisa bersantai. Karena kost ke kantor itu dalam hitungan detik, hanya bersebrangan dengan jalan kecil. Memasuki 2021, jarak kost dan kantor lumayan jauh, Bisa mencapai 2 jam perjalanan kalo menggunakan transportasi umum. Hari ke-empat PP kost- kantor adalah pulang kerja pertama kali naik busway pulang ke kost. Soalnya 3 hari berturut-turut sebelumnya pulang bareng sama temen-temen. Di hari keempat ini, aku mau sediikit cerita. Kantorku ada di Tebet, kostku ada di Kemayoran. Jika menggunakan busway harus 3 kali transit. Jadi rutenya Pancoran Tugu, Cawang UKI-Kampung Melayu-Senen Central-Kost. Aku tiba di stasiun Senen Central. Biasanya aku kalo pagi dari kos naik busway Tanjung Priok – Senen. Kupikir sama, kalo aku mau ke kost naik Senen - Tanjung Priok akan stop di halte biasa aku naik. Dan ternytaaaaaaa, aku harus melalui drama-drama ini dulu. Dari halte Sene

MINE REWIND 2020

Image
#PositiveEnergy 2020 tahun unik penuh kejutan. Penuh peristiwa. Menyayat hati, melukis senyum, kasih sayang dan cinta. 2020, menjadi tahun yang tidak mudah untuk dilalui. 2020 tahun yang berat, tapi entah mengapa terasa singkat. Rasanya baru kemarin 1 Januari 2020. Januari Hari pertama 2020 disambut dengan hujan deras yang mengguyur Jakarta. Banyak pemukiman yang terendam banjir. Kendaraan yang hanyut di tengah jalan. Rumah roboh terbawa arus. Ojek dan taksi online tak bisa beroperasi, apakah di antara kalian ada yang sulit cari makan pada hari itu? sepertinya banyak yaa. Ini hari pertamaku di 2020. Ini foto aku dan teman-temanku, alumni Teknik Pertambangan. Bersyukur banget bisa ketemu mereka kembali di Jakarta. Kalau lagi meet up, kayanya cerita kampus gak bakal pernah ada abisnya. 1/366 pada 2020 Di bulan ini, aku masih beraktivitas seperti biasa. Masih banyak jalan-jalan dan keluar rumah. 4 Januari, masih ingat aku menulis Mine Rewind 2019, dan bertemu dengan teman DPM