Tisunya Satu, yaaa
Usai
memotret, saya terburu-buru hendak turun penyebrangan karena mau ngejar busway
rute menuju kos.
“Tisunya
satu 5 rebu, tisu… tisu..tisu”, suara anak kecil yang sedang menawarkan dagangannya di sudut tangga penyebrangan halte busway.
Beberapa
langkah sudah terlewat anak itu, aku stop, lalu kembali ke belakang menghampiri
anak tersebut.
“Dek,
tisunya satu ya, makasi”, dalam hati bergumam, uang 5rb kalo di jajanin gak
jadi apa-apa, tapi kalo bantu pedagang kecil, akan menjadi berharga buat mereka.
Sebelum
itu, tulisan salah satu orang seniorku di Instagram, mengatakan bahwa ia sangat
senang membantu orang asing. Membaca
tulisannya itu, salah satu yang menjadi trigger untuk baik ke orang asing.
Busway
tiba, dan aku masuk. Beberapa waktu kemudian, aku tiba di halte terakhirku
sebelum lanjut order ojek online. Di halte terakhir ini, menuju tangga
penyebrangan, tiba-tiba notif ponselku, ada tulisan “hai, disayangmama, ada
pesanan baru untukmu”. Aku hafal ini artinya, ada yang order di aplikasi
Tokopedia Sellerku.
Alhamdulillah,
langsung aku hubungi customer untuk konfirmasi pesanan dan produk yang ready.
Esok hari,
pukul enam kurang, sbelum siap-siap ke kantor, notif kesayanganku muncul lagi,
dan kali ini nominal terbesar selama aku bergabung di Tokopedia Seller. Lanjut
aku packing barang untuk dikirim ke customer.
Setelah
packing, aku siap-siap ke kantor.
Di perjalanan,
sekitar jam 7 pagi, lagi-lagi notif kesayanganku berbunyi, menandakan ada yang
order.
Alhamdulillah.
Tumben ya,
yang order banyak, dalam hatiku.
Langsung aku teringat, mungkin ini bisa jadi
dampak dari satu tisu yang aku beli kemarin. Allah selalu baik. Disaat kita
membantu orang, Allah akan membalas kebaikan kita dari jalan yang tidak
disangka-sangka.
Jakarta, 20 Januari 2021
Mayang Sari
Comments