Waktu yang Menjadi Pembeda

#TulisanLama
#LatePost


"kamu nak tau dak, aku mawe apel", Kata Si A.
"Ao ek, dak kade"? Tanya teman Si A.
"Nah nian, aku dibelike emakku dai Jawe", jawab Si A.
"Men ade nian, mane cak apel e?"
"Tunggu tegal ek, gek ku ambek dulu dalam tas"
Datanglah Si A kepada teman-temannya dengan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Kata teman Si A, " mane apel kau A?, ngape kau ngeluoke lepang (red: timun)? "
"Ao Kakni jela lah apel e" jawab si A.
.
.
.
HHAHAHA.... HHAHAHA...
Gelak tawa memecahkan suasana obrolan, karena salah seorang temanku mengulang kembali cerita masa SD dulu. Ia bercerita bahwa dulu, ada teman kami yang membawa buah apel ke sekolah. Dan ternyata, setelah dikeluarkan dari dalam tas, bukan buah apel yang ia bawa, tapi timun :).

Setelah itu, temanku yang lain membuka obrolan baru. "Kalian ingat gak, dulu kita pernah blaa bla bla...."
"iya inget-inget, kita juga pernah main blaa bla blaa..." 
Yaaaa begitulah seterusnya, selesai menceritakan satu masa lalu, menceritakan masa lalu yang lain lagi, seperti masa lalu tidak ada abis-abisnya.

Intensitas berkumpul dengan teman-teman sepermainan, SD, SMP sangat jarang karena sudah sibuk menjalani hidup masing-masing. Lebaran adalah momen yang dimanfaatkan mudik ke kampung halaman oleh para perantau untuk berkumpul dengan kerabat. 
Yang menjadi pertanyaan, "Kenapa saat berkumpul dengan teman-teman yang intensitas bertemunya jarang tersebut, menceritakan "Masa Lalu" menjadi pokok bahasan yang menarik"? Kenapa kisah-kisah masa lalu yang dulunya kita anggap biasa aja, sekarang menjadi cerita yang indah ketika dikenang? Apa yang membedakannya antara dulu dan sekarang? 
Iya, jelas ada yang membedakannya.
WAKTU yang menjadi pembeda.
Beberapa atau puluhan tahun mendatang kita akan menceritakan kisah hari ini, sama seperti hari ini kita menceritakan hari kemarin.

Sering kita mendengar, orang yang hari ini sama dengan kemarin adalah orang yang merugi, orang yang Hari ini lebih buruk dari kemarin adalah orang yang celaka. Kebanyakan, kita mencemaskan apa yang akan terjadi di masa depan, dan menyesalkan apa yang telah terjadi kemarin.
Semoga setiap rentang waktu, bahwa ketika berada pada hari ini kita bersyukur karena telah meninggalkan hari kemarin dengan membawa perubahan yang lebih baik, karena itu ciri orang yang beruntung. Aamiin.

Suka Cinta, 12 Juli 2017
Mayang Sari

Comments

Popular posts from this blog

Part 1 - 8 Fakta Unik Anak Tambang Unsri

Lirik Lagu Mars Permata (Persatuan Mahasiswa Pertambangan) FT Unsri

Jangan Memaksa