Posts

Ku pikir Aku Kehilanganmu

Setelah belakangan ini kau tanpa kabar, aku dikejutkan dengan panggilan video yang tertera jelas nama yang kukenal . Kaget, pasti. Kau memang pandai memilih waktu. Saat aku membutuhkan tempat berbagi kau hadir di saat yang tepat. Dua bulan lalu , aku terkejut saat kau tiba-tiba menghubungiku dan menanyakan alamat kostku. Dan dengan penuh misteri kau datang dengan barang bawaan seperti orang mau pindahan . Dan kutanya, kau ingin ke mana ? “kabur”, jawabmu dengan santai . Dengan tidak nada tidak percaya, kutanyakan lagi “mau kemana emang?”. Terus kuliah gimana? Dengan santai lagi kau menjawab, “yaudah biarin aja”. Berkali-kali kukatakan, coba bayangkan perjuanganmu 5 tahun mu itu , dan apa kau tak memikirkan mimi? Apakah mimi tau dengan keputusanmu itu? Lagi-lagi kau dengan nada tidak bersalah menjawab “tidak” . I ngin rasanya aku memukulmu saat itu juga. Bagaimana mungkin kau mengambil tindakan segegabah ini. Lagi-lagi kau bilang, apa gunanya S1 jika tidak

Di Saat Sedihnya Dia Lebih Berkelas

Terdengar dering WA menandakan pesan masuk. "Aku lagi sedih, hiks". Begitulah bunyi pesannya. Langsung kututup dan kukunci layar handphone, dan kubiarkan beberapa saat. Saat membaca pesan itu, ingin rasanya aku membalas "sama, aku juga". Tepat saat itu, aku sedang terbaring dan meluapkan rasa, dan tanpa sadar sedari tadi ia menetes begitu saja, dan makin lama ia makin deras, kubiarkan saja ia mengalir di permukaan muka. Dengan mata yang masih merah, kubalas pesan itu "Apa yang membuatmu sedih, ayo ceritakan padaku". Berlaga sok kuat itu menyakitkan, tapi itu suatu keharusan. Aku malu dan ingin rasanya menertawakan diriku sendiri. Sedihnya orang yang mengirim pesan padaku jauh lebih berkelas dibandingkan dengan sedihku yang tak seberapa ini. Sedihnya dia karena memikirkan orang banyak, lah aku? Masih berkutat dengan persoalan pribadi yang tak sepatutnya menguras energi. Kuterima pesan itu 2 malam yang lalu, hingga kini belum kubala

Kecanggihan Teknologi Pangkas Silaturahim

“Kamu, ke mana aja ga pernah keliatan?”, tanya Bu Kost. Pertanyaan tersebut menandakan intensitas bertemu yang sangat jarang. M eski kami tinggal satu atap. Ia da n keluarganya di lantai dasar. Dan lantai dua diperuntukkan untuk kost khusus putri. Bulan lalu, aku ketemu sama Ibu Kost. Dan ini adalah obrolan pertama di bulan ini hihih. “Kalo sama kamu, saya masih sempat ngobrol”, kalo sama yang lain hampir ga pernah. Sampai-sampai saya hubungi salah satu yang di atas kirain udah pindah kost, karena saking ga pernah ketemunya. Padahal ada kok wkwk Ibu kadang main ke atas siang, nah kalo siang kan ga ada orang. “Emang yang lain bayar kost pas kapan Bu?, tanyaku. Mereka semua pada transfer , jadi ga pernah ketemu ngobrol. “Yaudah deh kalo gitu Bu, saya tetep bayar cash aja biar ada alasan main ke bawah hehe. Kalo ga karena bayar kost bulanan, saya ga perna ngobrol sama Ibu.” Ucapku. Tunggu dulu ya, Ibu bikini te h dulu. Itu samb i l dimakan kue-kuenya. K

KRL atau TJ, Aku Pilih Kamu

Sabtu yang menyenangkan, bukan? Tentu. Bersua dengan sahabat dengan waktu dan keadaan yang sudah berbeda. Meski awalnya nyasar ke Pusnas yang lain. Lalu kami menikmati sejarah dan keindahan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dekat dengan Monumen Nasional yang menjulang tinggi. Tak banyak buku yang dibaca, memandangi keelokan arsitektur gedung, menyaksikan lalu lalang insan, dan tentu menghabiskan waktu bersamamu, sahabat. Mengenang bahwa dulu pernah berjuang dalam barisan yang sama, indah kan. Oke, waktunya pulang. Bingung nih mutusin transportasi pulang ke kost. Sebenernya kalo naik KRL, cepet datengnya, dan aku juga udah tau rutenya. Sementara, aku ingin mencari tau apa yang belum kutahu. Salah satunya rute naik Trans Jakarta ke Pancoran. Lanjut, top up e-money. Ku tanyakan rute TJ ke Pancoran. Aku diarahkan mengambil rute Pulokadung kemudian berhenti di Cempaka Ramas, kemudian lanjut rute PGC lalu turun di UKI. Oke baiklah, setiap halte kuperhatikan dengan jelas

Akhirnya, Tak Bisa Kutahan

23 Juni 2019, Hari itu aku benar-benar tidak mampu menyembunyikannya. Yang kuingat, terhitung sejak duduk di bangku SMP kelas VII, terakhir kali aku memperlihatkan tetesan yang jatuh dari kedipan mata di depan mereka. Selebihnya, kusimpan. “ Mayang, jalan hidupmu ada di tanganmu. Kami tidak dapat menghalangi. Kehormatan wanita, engkau kunci untuk mempertahankannya ”, semakin deras saja ia mengalir, kuseka sesekali. Aku kagum pada dua makhluk ciptaan Allah yang aku tak   tahu dari apa hati mereka dibuat. Aku menulis ini satu bulan yang lalu. Dan ini adalah tulisan pertama setelah tiga bulan lalu. Sebenarnya, ada banyak cerita yang ingin kubagikan saat ini. Aku berharap dapat melanjutkannya, seperti dulu. Kalian baik-baik ya, aku di sini alhamdulillah sehat. Jakarta Selatan, 15 September 2019 Mayang Sari

Apa yang Kurang?

Kepercayaan terhadap diri sendiri tentu sangat penting untuk bagi seseorang dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Tak jarang, orang-orang merasa kehilangan kepercayaan diri sendiri sehingga menganggap bahwa dirinya tak mampu menjadi seperti orang lain. Ada juga seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, tapi memiliki tidak memiliki kemauan. Hasil yang ia dapatkan tak kan memuaskan. Ada juga seseorang yang mempunyai kemauan yang tinggi tapi tidak mempunyai kepercayaan diri. Ini tentu akan sulit. Yang paling parah, ketika tak mempunyai kepercayaan diri dan tak mempunyai kemauan juga. Menakutkan bukan? Pernah merasa bahwa kita sudah mempunyai kemauan yang tinggi dan kepercayaan diri yang cukup? Tapi tetap belum menemukan perpaduan keduanya untuk menghasilkan suatu hal yang diinginkan? Apa yang kurang? Bisa jadi doa. Suka Cinta, 12 Juni 2019 Mayang Sari

Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan #duniatambang1

Image
Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan Produksi batubara di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) paling diminati karena ketersediaan batubara yang melimpah di Indonesia dan juga dipengaruhi oleh biaya operasional yang relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya.   Pembangunan proyek nasional PLTU di Indonesia pun semakin menyebar di beberapa titik di Indonesia. Semakin banyaknya PLTU yang dibangun, kebutuhan produksi batubara semakin meningkat.   Tekmira (2010), menyebutkan bahwa proses konversi batubara menjadi energi di PLTU menghasilkan abu hasil pembakaran sebanyak 8-10% yang terdiri atas abu terbang ( fly ash ) dan abu dasar ( bottom ash ). Fly ash adalah abu yang dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang terbawa terbang ke udara. Sedangkan bottom ash adalah abu yang dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang