Posts

Kecanggihan Teknologi Pangkas Silaturahim

“Kamu, ke mana aja ga pernah keliatan?”, tanya Bu Kost. Pertanyaan tersebut menandakan intensitas bertemu yang sangat jarang. M eski kami tinggal satu atap. Ia da n keluarganya di lantai dasar. Dan lantai dua diperuntukkan untuk kost khusus putri. Bulan lalu, aku ketemu sama Ibu Kost. Dan ini adalah obrolan pertama di bulan ini hihih. “Kalo sama kamu, saya masih sempat ngobrol”, kalo sama yang lain hampir ga pernah. Sampai-sampai saya hubungi salah satu yang di atas kirain udah pindah kost, karena saking ga pernah ketemunya. Padahal ada kok wkwk Ibu kadang main ke atas siang, nah kalo siang kan ga ada orang. “Emang yang lain bayar kost pas kapan Bu?, tanyaku. Mereka semua pada transfer , jadi ga pernah ketemu ngobrol. “Yaudah deh kalo gitu Bu, saya tetep bayar cash aja biar ada alasan main ke bawah hehe. Kalo ga karena bayar kost bulanan, saya ga perna ngobrol sama Ibu.” Ucapku. Tunggu dulu ya, Ibu bikini te h dulu. Itu samb i l dimakan kue-kuenya. K

KRL atau TJ, Aku Pilih Kamu

Sabtu yang menyenangkan, bukan? Tentu. Bersua dengan sahabat dengan waktu dan keadaan yang sudah berbeda. Meski awalnya nyasar ke Pusnas yang lain. Lalu kami menikmati sejarah dan keindahan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dekat dengan Monumen Nasional yang menjulang tinggi. Tak banyak buku yang dibaca, memandangi keelokan arsitektur gedung, menyaksikan lalu lalang insan, dan tentu menghabiskan waktu bersamamu, sahabat. Mengenang bahwa dulu pernah berjuang dalam barisan yang sama, indah kan. Oke, waktunya pulang. Bingung nih mutusin transportasi pulang ke kost. Sebenernya kalo naik KRL, cepet datengnya, dan aku juga udah tau rutenya. Sementara, aku ingin mencari tau apa yang belum kutahu. Salah satunya rute naik Trans Jakarta ke Pancoran. Lanjut, top up e-money. Ku tanyakan rute TJ ke Pancoran. Aku diarahkan mengambil rute Pulokadung kemudian berhenti di Cempaka Ramas, kemudian lanjut rute PGC lalu turun di UKI. Oke baiklah, setiap halte kuperhatikan dengan jelas

Akhirnya, Tak Bisa Kutahan

23 Juni 2019, Hari itu aku benar-benar tidak mampu menyembunyikannya. Yang kuingat, terhitung sejak duduk di bangku SMP kelas VII, terakhir kali aku memperlihatkan tetesan yang jatuh dari kedipan mata di depan mereka. Selebihnya, kusimpan. “ Mayang, jalan hidupmu ada di tanganmu. Kami tidak dapat menghalangi. Kehormatan wanita, engkau kunci untuk mempertahankannya ”, semakin deras saja ia mengalir, kuseka sesekali. Aku kagum pada dua makhluk ciptaan Allah yang aku tak   tahu dari apa hati mereka dibuat. Aku menulis ini satu bulan yang lalu. Dan ini adalah tulisan pertama setelah tiga bulan lalu. Sebenarnya, ada banyak cerita yang ingin kubagikan saat ini. Aku berharap dapat melanjutkannya, seperti dulu. Kalian baik-baik ya, aku di sini alhamdulillah sehat. Jakarta Selatan, 15 September 2019 Mayang Sari

Apa yang Kurang?

Kepercayaan terhadap diri sendiri tentu sangat penting untuk bagi seseorang dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Tak jarang, orang-orang merasa kehilangan kepercayaan diri sendiri sehingga menganggap bahwa dirinya tak mampu menjadi seperti orang lain. Ada juga seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, tapi memiliki tidak memiliki kemauan. Hasil yang ia dapatkan tak kan memuaskan. Ada juga seseorang yang mempunyai kemauan yang tinggi tapi tidak mempunyai kepercayaan diri. Ini tentu akan sulit. Yang paling parah, ketika tak mempunyai kepercayaan diri dan tak mempunyai kemauan juga. Menakutkan bukan? Pernah merasa bahwa kita sudah mempunyai kemauan yang tinggi dan kepercayaan diri yang cukup? Tapi tetap belum menemukan perpaduan keduanya untuk menghasilkan suatu hal yang diinginkan? Apa yang kurang? Bisa jadi doa. Suka Cinta, 12 Juni 2019 Mayang Sari

Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan #duniatambang1

Image
Bottom Ash dari Batubara Sebagai Campuran Bahan Konstruksi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan Produksi batubara di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) paling diminati karena ketersediaan batubara yang melimpah di Indonesia dan juga dipengaruhi oleh biaya operasional yang relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya.   Pembangunan proyek nasional PLTU di Indonesia pun semakin menyebar di beberapa titik di Indonesia. Semakin banyaknya PLTU yang dibangun, kebutuhan produksi batubara semakin meningkat.   Tekmira (2010), menyebutkan bahwa proses konversi batubara menjadi energi di PLTU menghasilkan abu hasil pembakaran sebanyak 8-10% yang terdiri atas abu terbang ( fly ash ) dan abu dasar ( bottom ash ). Fly ash adalah abu yang dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang terbawa terbang ke udara. Sedangkan bottom ash adalah abu yang dihasilkan pada saat pembakaran batubara yang

Tepat Tak Selalu Cepat

Image
Kembali ke beberapa tahun yang lalu, aku memimpikan beberapa hal yang harus aku capai di kampus. Dua di antaranya adalah mendapatkan beasiswa dan menjadi asisten laboratorium. Perjalananku mendapatkan beasiswa dimulai dari membaca buku panduan Mahasiswa Unsri yang diberikan pada saat PK2. Di sana aku melihat banyak daftar beasiswa yang dapat diikuti. Tibalah aku di semester dua. Bulan Februari beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik), BBM (Bantuan Biaya Mahasiwa), dan beasiswa lainnya dibuka pendaftaran. Aku sangat antusias dengan dibukanya beasiswa ini. Aku mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk melengkapi persyaratan beasiswa PPA. Setelah selesai mengurus berkas, waktunya menunggu pengumuman. Setelah 3 bulan setelah pendaftaran, nama-nama yang lolos ditempel di mading Dekanat. Kecewa, pasti. Namaku tidak ada di daftar nama-nama yang lolos beasiswa tersebut. Yang lulus di jurusan dan angkatanku waktu itu ada tiga orang. Dua diantaranya IPK-nya lebih tinggi dariku. Dan

Rasa yang Tidak Bisa Kujelaskan

Image
Rasa yang Tidak Bisa Kujelaskan Sesuai judul, ada rasa yang tidak bisa kujelaskan. Aku tidak bisa menguraikannya dalam kata-kata. Yang aku tahu, jika aku melihat senyum di wajahnya, seluruh ombak yang bergelombang dalam relung hati seakan membawaku ke bibir pantai kemudian berlari-lari di tengah butiran pasir. Ketika aku berbincang dengannya, luka yang menganga dengan cepatnya mengatup dan mengering. Lalu sembuh. Ketika aku berjabat tangan dengannya, lalu mengulang kembali kebiasaan cipika-cipiki, mata yang sembab dapat menjadi berbinar-binar memancarkan cahaya kebahagiaan. Seindah itu, berjumpa. Hari ini, berjumpa dengan dirinya. Tapi kali ini, dia tidak sendiri lagi. Dia datang dengan dia dia yang lain :).   Aku sama seperti dia, memenuhi undangan Reuni Kalam FT Unsri.  Seciwi-ciwian Alumni Kalam FT Unsri Sepertinya foto diatas sudah cukup menggambarkan rasa yang tidak bisa kujelaskan tadi. Sekitar 30 orang ciwi-ciwi Kalam dapat hadir di acara reuni dari berbagai