SHUHAIB BIN SINAN "Pedagang yang Selalu Mendapat Untung"

SIRAH SAHABAT PART 7
SHUHAIB BIN SINAN
"Pedagang yang Selalu Mendapat Untung"

Pintu kayu rumah Arqam yang menjadi pembatas luar rumah dan dalam rumah adalah sebuah gerbang yang memisahkan dua kehidupan yang sangat berbeda. Satu langkah masuk ke rumah Arqam berarti beralih dari kehidupan jahililiah menuju kehidupan naungan Islam. Yang berarti siap menghadapi semua tantangan. Siap memikul tanggung jawab yang amat berat. Apalagi bagi fakir miskin, budak belian dan perantau. Bagi mereka, memasuki rumah Arqam berarti siap berkorban apa saja.
Shuhaib adalah seorang perantau,dan temannya yang ia jumpai di pintu rumah Arqam, Ammar, seorang fakir miskin. Shuhaib telah bergabung dalam kafilah orang-orang beriman. Bahkan menempatkan dirinya di posisi terdepan dalam barisan orang-orang teraniaya dan tersiksa. Juga dalam barisan para dermawan.
Mulai saat itu, hubungannya dengan dunia dan sesama manusia, bahkan dengan dirinya sendiri mendapat corak baru. Jiwanya sudah ditempa menjadi keras, ulet, zuhud, dan tak kenal lelah. Segala macam tantangan bisa diatasi, dan segala marabahaya bisa dijinakkan. Perjuangan dan kesetiannya dimulai saat peristiwa hijrah. Ia tinggalkan semua kekayaan hasil dari usahanya berdagang selama bertahun-tahun di Mekah, tanpa keraguan sedikitpun.
Shuhaib menawarkan harta kekayaan yang dimilikinya kepada orang-orang Quraisy yang mencoba membatalkan hijrahnya. Mereka berkata, "Dahulu sewaktu kamu datang kepada kami, kamu hanyalah orang miskin. Setelah berada di tengah kami, kamu menjadi kaya raya. Lalu di mana hartamu? Lalu mereka membiarkan Shuhaib pergi.
Shuhaib melanjutkan hijrahnya seorang diri dengan bahagia, hingga akhirnya berhasil menyusul Rasullullah di Qubah. Shuhaib telah menebus diri dan keimanannya dengan semua harta kekayaan yang ia kumpulkan selama masa mudanya dan sama sekali tidak merasa rugi. Apalah arti kekayaan, bahkan dunia dan seisinya jika dibandingkan keimanan dan hati nurani yang bebas merdeka.
Kehidupan Shuhaib penuh dengan kemuliaan dan keutamaan. Ketika Khalifah Umar memilihnya sebagai imam shalat berjamaah menggantikannya. Tepatnya, setelah Khalifah Umar dicederai, yang saat itu beliau sedang menjadi imam shalat shubuh. Ketika Khalifah Umar merasakan ajalnya sudah dekat, beliau menyampaikan pesan dan ucapan terakhir, "Hendaklah Shuhaib menjadi imam shalat bagi kaum muslimin". Shuhaib dipilih sebagai imam shalat jamaah sampai terpilihnya Khalifah yang baru, meskipun Umar tahu bahwa lidah Shuhaib bukan lidah Arab, tetapi Shuhaib mempunyai bahasa dan dialeg Romawi. Sungguh, pilihan ini merupakan kesempurnaan karunia Allah kepada hamba-Nya yang shalih, Shuhaib bin Sinan.

Comments

Popular posts from this blog

Part 1 - 8 Fakta Unik Anak Tambang Unsri

Lirik Lagu Mars Permata (Persatuan Mahasiswa Pertambangan) FT Unsri

Jangan Memaksa