Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini


Dua hari yang lalu aku nonton film ini bareng teman kantor. Gegara banyak bet yang rekomen tuk nonton film ini. To be honest, aku nonton di bioskop itu bisa diitung, karena mikirnya toh nanti juga bakal tayang di yutup. Nonton di bioskop cuman kalo diajakin temen doang, kalo atas inisiatif sendiri belum pernah hhaha.

Back to filmnya, kalo review pake rating, aku kasih 7/10. Generally, filmnya bagus buat ditonton bareng keluarga dan orang-orang di inner circle kita. Alur ceritanya lumayan buat penasaran, walau sebenarnya terkesan flat.

Aku pribadi emang termasuk golongan melankolis, nonton film yang kisahnya sedih dikit langsung netes tuh air mata wkwk. Gataulah ya, mudah aja gitu tersentuh dan terbawa suasana.

Biar lebih muda dipahami, aku sebutin aja ya tokoh-tokohnya. Ada Ayah, ibu, dan tiga orang anak namanya berurutan Angkasa (L), Aurora (P), dan si bungsu Awan (P).
Aku ga bakal ulas kisah cinta di film ini haha, tapi akan lebih underline tentang kehidupan keluarga mereka.

Film ini menggambarkan kehidupan sepasang suami istri yang menyimpan kesedihan tanpa perlu membagi ke anak-anaknya. Hal ini membuat sang ayah sangat over protective terhadap anak-anaknya, teruatama anak bungsunya.

Anak laki-laki sulung diharuskan untuk menjaga kedua adiknya. Namun sayang, kasih sayang Ayah ini seolah hanya tertuju pada si bungsu Awan. Sehingga anak tengah, Aurora merasa dipinggirkan dan tak dipedulikan.

Pas nonton film ini, aku langsung ingat betapa kasih sayang orang tuaku melebihi dari apapun kepad aku dan dua saudaraku. Mereka adalah orang tua terbaik yang pernah aku miliki.

Aku punya kakak perempuan, dan aku anak nomor dua, serta ada adik laki-lakiku yang kehadirannya sangat dinantikan terutama oleh ayahku. Aku dibawa kembali pada ingatan betapa adikku ini sangat diperhatikan, hingga pada suatu waktu kakakku dimarahi abis-abisan gegara takut adik laki-lakiku dalam bahaya.

Intinya, aku sangat merindukan masa-masa di mana aku masih bisa bertengkar dengan kakak perempuanku meski hanya gara-gara hal sepele. Sampai jumpa di syurga ka.

Dan aku harus menjadi tauladan bagi adik laki-lakiku. Punya adik cowo ternyata susah-susah gampang ya buat ngarahin dia. Btw dia lebih takut aku dibanding dg ibuku, just bcz aku rada galak wkwk.

Adik cowo aku ini aku tingga merantau sejak aku SMA, kuliah, hingga kini kerja juga harus dipisahkan jarak. Jadi aku sering dikasih surprise aja kalo liat dia tiba-tiba dia berubah menjadi sosok laki-laki yang makin bujang haha.

Pesan yang aku tangkap dari film ini adalah bentuk kasih sayang orang tua kadang disalahartikan oleh anak. Mungkin sang anak mengira bahwa orang tua mengekang, padahal itu adalah ekspresi sayang orang tua pada anaknya.

Untuk orang tua di manapun berada, terima kasih telah memberi kasih sayang yang tiada terbatas.

Jaksel, 24 Januari 2020
Mayang Sari

Ditulis di tengah hujan turun sambil menyegarkan pikiran sebelum kembali menulis berita pertambangan.

Comments

Popular posts from this blog

Part 1 - 8 Fakta Unik Anak Tambang Unsri

Jangan Memaksa

Lirik Lagu Mars Permata (Persatuan Mahasiswa Pertambangan) FT Unsri