SA'ID BIN 'AMIR (Pemilik Kebesaran di Balik Kesederhanaan)

SIRAH SAHABAT PART #10
SA'ID BIN 'AMIR
(Pemilik Kebesaran di Balik Kesederhanaan)

Sa'id masuk Islam setelah pembebasan Khaibar. Semenjak itu, seluruh kehidupannya diserahkan kepada Islam. Karena kesederhanaanya, ia bagaikan mutiara di perut kerang.

Syam adalah wilayah yang sudah maju, luas, dan pusat perdagangan. Sa'id ditawari oleh Khalifah Umar untuk menjadi Gubernur Syam. Sa'id sempat menolak, namun kemudian menerima amanah tersebut setelah Khalifah Umar mengatakan, "Kalian sudah meletakkan amanah dan tanggung jawab pemerintahan kepadaku, lalu setelah itu kalian meninggalkanku sendiri?".

Ketika di Hims, Sa'id berkata kepada istrinya bahwa harta mereka digunakan untuk berdagang. Sang istri mulai curiga, akhirnya Sa'id berterus terang bahwa semua harta mereka telah disedekahkan oleh Sa'id. Istrinya menangis. Sa'id berkata, "Dik, kau kan tahu bahwa di surga terdapat bidadari-bidadari cantik yang bermata jeli. Andai saja satu dari mereka mau menampakkan wajahnya di muka bumi, maka akan terang benderanglah seluruh bumi. Cahayanya mengalahkan sinar matahari dan bulan. Mengorbankan dirimu demi untuk mendapatkan mereka, tentu lebih utama daripada mengorbankan mereka demi menuruti kemauanmu", istrinya pun kembali tenang.

Ada 4 keluhan penduduk Hims terhadap Sa'id. Umar berharap bahwa keluhan-keluhan penduduk ini menjadi sisi lebih dari sosok Sa'id.
Pertama, ia baru keluar menemui rakyatnya setelah hari sudah siang. Ternyata, Sa'id tidak punya pembantu, jadi ia lah yang harus membuat roti hingga roti itu siap dimakan, kemudian wudhu dan shalat dhuha. Baru ia keluar menemui rakyatnya.
Kedua, ia tidak melayani seorangpun di malam hari. Ternyata, Sa'id telah menyediakan siang hari untuk penduduknya dan malam hari untuk Allah.
Ketiga, setiap bulan ada dua hari di mana ia tidak melayani rakyatnya. Ternyata, Sa'id tidak mempunyai pakaian banyak, sehingga harus mencuci dan mengeringkan pakaian selama dua hari, baru kemudian bisa menemui rakyatnya.
Dan keempat sawaktu-waktu ia jatuh pingsan. Karena Sa'id ketika itu mengingat kematian dan sangat takut dengan siksa Allah, maka ia jatuh pingsan.

Sa'id tetap dengan kesederhanaannya. Ia pernah mendengar Rasullullah bersabda, "...berhentilah kalian untuk menghadapi perhitungan. Mereka menjawab, Kami tidak mempunyai apa-apa untuk dihisab. Maka Allah berfirman, "Hai hamba-Ku ini benar., mereka masuk surga tanpa dihisab."

Sa'id wafat pada tahun 20 Hijriah.


Referensi : 60 Sirah Sahabat Rasullullah Saw, Khalid Muhammad Khalid

Comments

Popular posts from this blog

Part 1 - 8 Fakta Unik Anak Tambang Unsri

Lirik Lagu Mars Permata (Persatuan Mahasiswa Pertambangan) FT Unsri

Jangan Memaksa